Struktur DDBMS
DEFINISI ARSITEKTUR
·
Arsitektur:
Ø Struktur, artinya komponen-komponen apa yang ada dalam suatu sistem dan
fungsi masing-masing komponen tersebut, serta bagaimana inter-relasi dan
interaksi antar komponen dalam sistem tersebut.
·
Arsitektur Sistem Software:
Ø Spesifikasi dari arsitektur sistem software, menyebutkan bermacam-macam
modul beserta interface dan inter-relasi antar data dan alur kontrol dalam
suatu sistem:
o
Programming-in-the-small:
Pengembangan individual modul
o
Programming-in-the-large:
Pengintegrasian modul-modul menjadi suatu sistem yang komplit.
Jadi, Distributed DBMS adalah Large Scale
Software System.
·
Reference Architecture:
Ø Struktur “Ideal” (Standard): Segala bentuk sistem mengacu atau
merupakan turunan dari Reference Architecture ini.
Ø Untuk menciptakan Reference Architecture ini diperlukan STANDARDISASI.
Ø Contoh: ISO/OSI Model yang merupakan reference architecture dari Wide
Area Computer Networks
STANDARDISASI DBMS
·
Reference Model (Arsitektur
Sistem) dapat dinyatakan berdasarkan 3 pendekatan yang berbeda:
Ø Berdasarkan Komponen: Inter-relasi antar komponen yang masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Ø Berdasarkan Fungsi: Penyediaan fungsi-fungsi/fasilitas-fasilitas yang
dapat memenuhi kebutuhan user yang berbeda-beda. Strukturnya kebanyakan
berbentuk hirarkhi, sesuai klasifikasi user, contohnya ISO/OSI model.
Ø Berdasarkan Data: Karena data merupakan sumber daya utama yang
di-manage oleh DBMS, maka pendekatan ini menjadi pilihan yang tepat untuk
melangkah lebih jauh ke proses standardisasi. Penyediaan beberapa tipe data dan
arsitektur sistem ditekankan pada penyediaan fungsi berdasarkan klasifikasinya yang dapat
menggunakan tipe-tipe data pada masing-masing klasifikasi.
·
ANSI/SPARC Architecture:
Ø Akhir tahun 72, the Computer and Information Processing Committee (X3)
of the American National Standards Institute (ANSI) membuat Study Group DBMS
dibawah bantuan Standards Planning and Requirements Committee (SPARC). Misinya
adalah studi tentang kelayakan/feasibility membuat suatu standard di DBMS dan aspek
apa yang memungkinkan untuk distandardisasikan.
Ø Arsitektur ANSI/SPARC:
o
Arsitektur sistem yang berbasis
organisasi data.
o
Three Views of Data:
Ø Conceptual Schema:
RELATION EMP [
KEY = {ENO}
ATTRIBUTES = {
ENO :
CHARACTER(9)
ENAME :
CHARACTER(15)
TITLE :
CHARACTER(10)
}
]
RELATION PAY [
KEY = {TITLE}
ATTRIBUTES = {
TITLE : CHARACTER(10)
SAL :
NUMERIC(6)
}
]
RELATION PROJ [
KEY = {PNO}
ATTRIBUTES = {
PNO : CHARACTER(7)
PNAME :
CHARACTER(20)
BUDGET :
NUMERIC(7)
}
]
RELATION ASG [
KEY = {ENO,PNO}
ATTRIBUTES = {
ENO : CHARACTER(9)
PNO :
CHARACTER(7)
RESP :
CHARACTER(10)
DUR :
NUMERIC(3)
}
]
Ø Internal Schema:
INTERNAL_REL EMPL [
INDEX ON E# CALL EMINX
FIELD = {
HEADER : BYTE(1)
E# : BYTE(9)
ENAME : BYTE(15)
TIT : BYTE(10)
}
]
Ø External Schema:
o
Contoh 1 (Create a BUDGET view from the PROJ
relation):
CREATE
VIEW BUDGET(PNAME,
BUD)
AS
SELECT PNAME,
BUDGET
FROM PROJ
o Contoh 2 (Create
a Payroll view from relations EMP and TITLE_SALARY):
CREATE
VIEW PAYROLL (ENO,
ENAME, SAL)
AS
SELECT EMP.ENO,EMP.ENAME,PAY.SAL
FROM EMP, PAY
WHERE
EMP.TITLE =
PAY.TITLE
MODEL ARSITEKTUR UNTUK DISTRIBUTED
DBMS
·
Klasifikasi Distributed DBMS (3
Dimensi Permasalahan):
Ø Distribusi:
o
Lokasi komponen sistem di satu
tempat atau tidak.
Ø Heterogenitas:
o
Bermacam-macam level (H/W,
Komunikasi, OS)
o
Yang terpenting (Data model, Query
language, Transaction Management Algorithms)
Ø Otonomi:
o
Versi Design Autonomy:
Masing-masing DBMS bebas menggunakan model data dan manajemen transaksi yang
disukai.
o
Versi Communication Autonomy: Masing-masing
DBMS menentukan apa dan bagaimana cara berkomunikasi dengan DBMS lain.
o
Versi Execution Autonomy:
Masing-masing DBMS mengeksekusi operasi-operasi lokal dengan berbagai cara yang
disukai.
·
Alternatif Implementasi DBMS:
·
Distributed Database Reference
Architecture (Data Organizational View):
Ø LIS (Local Internal Schema): Physical Data Organization pada setiap
site mungkin berbeda, untuk itu pada masing-masing site dibutuhkan individual
internal schema.
Ø LCS (Local Conceptual Schema): Karena data pada Distributed Database
biasanya terfragmentasi atau terduplikasi, maka organisasi data secara logispun
dibutuhkan di setiap site.
Ø GCS (Global Conceptual Schema): Struktur logis data yang ada pada semua
site.
Ø Mendukung Data Independensi (Ekstensi ANSI/SPARC Arc.), Transparansi
Replikasi data, Transparansi Network..
Ø Local Database Management diintegrasikan dalam Global DBMS.
·
Komponen-komponen Distributed DBMS
(Peer-to-Peer):
Ø USER PROCESSOR:
o
User Interface Handler:
Menerjemahkan perintah user dan menampilkan data ke user.
o
Semantic Data Controller: Chek
terhadap user query, dapat diproses atau tidak?
o
Global Query Optimizer and
Decomposer: Strategi eksekusi dengan cost yang minimal, penerjemahan global
query ke local query.
o
Distributed Execution/Transaction
Monitor: Koordinasi Eksekusi yang terdistribusi.Physical Data Organization pada
setiap site mungkin berbeda, untuk itu pada masing-masing site dibutuhkan
individual internal schema.
Ø DATA PROCESSOR:
o
Local Query Optimizer: Bertugas
sebagai Access Path Selector (indexing
attribute2)
o
Local Recovery Manager: Menjaga
konsistensi database lokal ketika terjadi kegagalan.
o
Run-time Support Processor:
Interface ke OS dan terdapat database buffer (cache) manager yang memaintain
main memory buffer dan akses data.
·
Multi DBS Architecture:
·
Komponen Multi DBS:
Semoga Bermanfaat , Semangat untuk Belajar DDBMS
Mantap artikelnya, jadi nambah wawasan ane kang syahriel..
ReplyDeletethanks info nya gan, nice post (y)
ReplyDeletebaru tau ane gan
ReplyDelete<a href="http://iiware.blogspot.com/>btw....mampir</a>
Izin bertanya .. mengapa DBMS dapat memaksakan standarisai ?
ReplyDeleteTerimakasih